oleh: Abdillah Mundir, SE, MM
Sebagai pengguna sistem informasi manajemen, tingkatan manajemen inidapat diklasifikasikan ke dalam tiga tingkatan, yaitu:
Sebagai pengguna sistem informasi manajemen, tingkatan manajemen inidapat diklasifikasikan ke dalam tiga tingkatan, yaitu:
- Manajer tingkat perencanaan stratejik (strategic planning); merupakan manajer tingkat atas, seperti para jajaran Menteri, para eselon I, di mana keputusan-keputusan yang dibuatnya berkenaan dengan perencanaan stratejik yang meliputi proses evaluasi lingkungan luar organisasi, penetapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi organisasi.
- Manajer tingkat pengendalian manajemen (management control); yang dikenal juga dengan istilah manajer tingkat menengah, mempunyai tanggung jawab untuk menjabarkan rencana stratejik yang sudah ditetapkan ke dalam pelaksanaannya dan meyakinkan bahwa tujuan organisasi akan tercapai. Termasuk dalam kelompok ini misalnya adalah Pejabat Eselon II, Kepala Kantor Wilayah, Kepala Dinas, dan Eselon III, Kepala Bagian/Bidang.
- Manajer tingkat pengendalian operasi (operational control) merupakan manajer tingkat bawah yang menggunakan SIM untuk kebutuhan operasional harian.
Penggolongan manajer menurut tingkatnya mempunyai pengaruh signifikan
dalam mendisain sistem informasi yang berkaitan dengan sumber informasi, cara
penyajian, dan jenis keputusannya. Manajer tingkat perencanaan stratejik akan
lebih banyak menerima informasi yang berasal dari lingkungan luar organisasi
daripada informasi intern, dan sebaliknya untuk manajer tingkat bawah. Dari
segi penyajiannya, manajer tingkat atas lebih menyukai informasi dalam bentuk
ringkas, bukan detil. Sebaliknya, manajer tingkat bawah lebih menekankan pada
informasi detil, bukan ringkas. Sedang berdasarkan jenis keputusan yang
diambil, keputusan yang dibuat oleh manajer tingkat atas lebih tidak
terstruktur dibandingkan keputusan yang diambil oleh manajer tingkat yang lebih rendah.
Keputusan yang terstruktur merupakan keputusan yang sifatnya berulang-ulang
dan rutin sehingga unsur-unsurnya lebih mudah untuk dimengerti. Contoh dari
keputusan ini misalnya adalah keputusan
tentang kenaikan pangkat pegawai, kenaikan gaji berkala dan lain sebagainya.
Sebaliknya
untuk keputusan yang tidak terstruktur, keputusan ini tidak mudah untuk
didefinisikan dan biasanya lebih banyak membutuhkan informasi dari lingkungan
luar. Pengalaman dan pertimbangan manajer sangat penting dalam pengambilan
keputusan yang tidak terstruktur. Keputusan terstruktur akan lebih mudah
dikomputerisasikan dibandingkan dengan keputusan yang tidak terstruktur.
Walaupun terdapat perbedaan tingkat manajemen dan area fungsinya, pada
dasarnya manajer melaksanakan beberapa fungsi dan memainkan peran yang sama
dengan berbagai variasi penekanannya. Satu hal yang perlu ditekankan pula disini bahwa bukan hanya para manajer
yang memperoleh manfaat dari SIM. Pegawai-pegawai dalam posisi non-manajer
maupun staf ahli juga menggunakan output
yang dihasilkan SIM. Demikian juga para pengguna yang berada di luar institusi/lembaga.
Para pengguna menerima manfaat berupa informasi jenis pelayanan yang dihasilkan
oleh suatu institusi seperti Departemen Pariwisata yang menginformasikan suatu
daerah tujuan wisata yang sudah dikelola dengan baik dan layak untuk
dikunjungi, para pembayar pajak dapat mengetahui penggunaan sebagian kontribusi
mereka kepada negara untuk membangun fasilitas umum, dan pihak pemerintah dapat
segera mengetahui Laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh perusahaanpublik, dan kewajiban mereka membayar pajak. Jadi istilah SIM sebenarnya
tidak memberikan gambaran yang menyeluruh, bahwa sasaran informasi yang
dihasilkan semata-mata untuk para manajer. SIM bukanlah suatu sistem yang
memproduksi informasi manajemen,
melainkaninformasi untuk mendukung pemecahan masalah.
0 comments:
Post a Comment